daulatrakyat.com – Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) akan ikut mengawasi Pemilu 2024 dari kecurangan.
Aksi mereka itu seiring dengan Indonesia yang tengah bersiap menyambut tahun politik dengan akan diselenggarakannya Pemilu 2024.
Selain para praktisi politik yang tengah sibuk mendagangkan diri dan partainya, sejumlah kalangan aktivis mulai bergerak untuk ikut mengawal pesta demokrasi tersebut.
Salah satu kalangan aktivis yang bertekad untuk menjaga ruh demokrasi agar berdiri tegak pada makomnya adalah Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera).
Pernyataan sikap dan Deklarasi Kawal Pemilu 2024 untuk Demokrasi ini dihelat Aldera di hadapan awak media, di bilangan Menteng, Jalan Kramat Kwitang No.12, Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2023).
“Aldera merupakan organisasi militan yang sejak zaman Orde Baru telah hadir serta ikut andil dalam menggulingkan pemerintahan Presiden Soeharto. Jadi bukan baru hadir mau Pemilu. Kami sejak awal berkomitmen untuk menjaga demokrasi yang bergerak bersama rakyat,” kata Ketua Aldera, Teddy Wibisana.
Oleh karena itu, sambung Teddy, agar Pemilu 2024 menghasilkan demokrasi yang fairplay maka perlu dikawal ketat.
“Pengawalan Pemilu khususnya pada tahap pemungutan dan penghitungan suara menjadi sangat krusial, menuju penetapan hasil Pemilu. Berbagai kecurangan Pemilu dapat terjadi, dan karenanya perlu pengawalan ketat,” tegasnya.
Menurut Teddy, dalam melakukan pemantauan Pemilu 2024 Aldera akan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan peduli demokrasi untuk penghitungan suara secara akurat.
“Kami memilih deklarasi pada hari ini, tanggal 14 Juli, ini penting karena memperingati dimulainya Revolusi Prancis, tepatnya 14 Juli 1789. Revolusi Prancis tidak hanya memberi dampak abadi terhadap sejarah Prancis, dan lebih luas lagi terhadap Eropa, namun juga ke seluruh dunia. Dengan semboyannya, Liberté, égalité, fraternité, pasca Revolusi Perancis melahirkan paham-paham baru seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme,” paparnya.
Aldera sendiri yang hadir pada dekade 90-an telah berperan penting melawan rezim Orde Baru dengan membangun gerakan melawan kesewenang-wenangan, pada puncaknya adalah aksi menjatuhkan Soeharto, mengantar Indonesia memasuki babak baru: Reformasi Mei 1998.
Selama ini Aldera terus bergerak di antaranya melakukan penerbitan buku, kuliah umum dan bedah buku di 36 kampus dari Aceh sampai Papua, hingga Jalan Sehat 25 Tahun Reformasi Memanggil, 21 Mei lalu, di Gedung DPR/MPR yang dihadiri 25 ribu orang.***
Acep Mulyana