daulatrakyat.com.net – Anak Panji Gumilang pengasuh Ponpes Al Zaytun, Imam Prawoto adalah seorang pria yang cukup dikenal.
Ia pun kini ikut disorot seiring dengan kasus dan kontroversi ayahnya Panji Gumilang sebagai pimpinan Al Zaytun.
Baca Juga : RUU Kesehatan Disahkan di Tengah Demo
Profil Imam Prawoto, Anak Panji Gumilang
Melansir suara.com, Imam Prawoto menghabiskan masa pendidikannya di berbagai institusi, termasuk SMPN 1 Menes Pandeglang (1984), pesantren Arrisaalah Slahung Ponorogo (1988), SMA Muhammadiyah 1 Tangerang (1991), dan pesantren Darussalam Gontor Ponorogo (1992).
Selanjutnya, ia melanjutkan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah (1994) dan STIEN Jakarta (2012), di mana ia berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi.
Tidak puas dengan pencapaian tersebut, Imam Prawoto melanjutkan pendidikannya di Auckland Institute of Studies St. Helens, Selandia Baru pada tahun 2007 dan meraih gelar Master in Business Administration.
Kiprah di Organisasi
Imam Prawoto juga terlibat dalam berbagai organisasi, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (1992) dan Persatuan Pelajar/Mahasiswa Indonesia Auckland – New Zealand (2002-2005).
Selain itu, dia terlibat dalam beberapa organisasi seperti Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (PERBARINDO), Masyarakat Indonesia Membangun (MIM), dan Paguyuban Petani Penyangga Ketahanan Pangan Indonesia (PPPKPI).
Imam Prawoto saat ini menjabat sebagai rektor di Institut Agama Islam Al Zaytun Indonesia atau IAI AL-AZIS Indramayu, Jawa Barat.
Dia juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) sejak tahun 2006, yayasan yang mendirikan Ponpes Al Zaytun pada tahun 1993.
Jejak Politik Anak Panji Gumilang, Imam Pranowo
Imam Prawoto juga memiliki keterlibatan politik, di mana pada tahun 2014, dia mencalonkan diri sebagai Calon Anggota DPR RI (caleg) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk Dapil Jawa Timur X.
Selanjutnya, pada tahun 2019, dia mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) untuk Dapil DKI Jakarta III.
Kontroversi: Dukung Aktivis Pro Israel
Salah satu kontroversi yang melibatkan Imam Prawoto adalah ketika ia secara diam-diam mengajak aktivis Pro Israel dan Yahudi untuk berkolaborasi.
Hal ini terungkap melalui pengakuan Monique Rijkers, seorang aktivis Pro Israel dan Yahudi yang dikunjungi oleh Imam Prawoto.
Pada tahun 2016, Monique Rijkers berencana mengadakan sebuah acara festival film toleransi bersama dengan anggota lain dari aktivis Pro Israel dan Yahudi.
Namun, sebelum acara tersebut dilaksanakan, Imam Prawoto datang kepada Monique dan menawarkan diri untuk ikut serta.
Menurut Monique Rijkers, Imam Prawoto menawarkan kolaborasi antara acara festival film toleransi dengan nyanyian khas Yahudi berjudul ‘Hevenu Shalom Aleichem’.
Dia juga menawarkan untuk mengirimkan beberapa santri dari Al Zaytun untuk membawakan lagu ‘Hevenu Shalom Aleichem’ pada pembukaan acara festival tersebut.
Tidak hanya itu, Imam Prawoto bahkan bersedia mengutus santri Ponpes Al Zaytun untuk menari dengan iringan lagu Yahudi berjudul ‘Havana Gila’.
Kontroversi ini menuai kecaman dari banyak pihak. Kehadiran Imam Prawoto dalam acara yang melibatkan aktivis Pro Israel dan Yahudi tersebut dianggap tidak sesuai dengan keyakinan dan pandangan mayoritas masyarakat Indonesia.
Kesimpulan
Imam Prawoto, anak Panji Gumilang, adalah seorang pendidik dan tokoh yang terlibat dalam berbagai organisasi.
Namun, dia juga terlibat dalam kontroversi ketika mengajak aktivis Pro Israel dan Yahudi untuk berkolaborasi dalam sebuah acara.
Kontroversi ini mendapat kecaman luas dari masyarakat Indonesia yang merasa bahwa tindakan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan yang dianut di negara ini.***