daulatrakyat.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan jadwal dan lokasi beberapa daerah di Indonesia, terutama di ibu kota provinsi, akan mengalami fenomena yang disebut sebagai “hari tanpa bayangan”.
Fenomena ini terjadi saat matahari mencapai kulminasi, yaitu saat matahari berada di titik tertinggi di langit.
Kulminasi utama, yang terjadi ketika deklinasi matahari sejajar dengan lintang tempat pengamat berada, menyebabkan matahari tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.
“Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang” karena benda tersebut memiliki tumpuan dengan dirinya sendiri. Kondisi ini menjadikan hari kulminasi utama dikenal sebagai “hari tanpa bayangan”,” seperti yang dijelaskan dalam pernyataan BMKG pada siaran persnya pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Fenomena kulminasi terjadi akibat perbedaan posisi antara bidang ekuator bumi dan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.
Hal ini menyebabkan posisi matahari terlihat berubah sepanjang tahun dalam rentang antara 23,5 derajat Lintang Utara (LU) hingga 23,5 derajat Lintang Selatan.
Menurut BMKG, matahari tahun ini mencapai khatulistiwa pada 21 Maret 2023 pukul 04.24 WIB dan 23 September 2023 pukul 13.50 WIB.
Kemudian, pada 21 Juni 2023 pukul 21.57 WIB, matahari berada di titik balik Utara, sementara pada 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB, matahari berada di titik balik Selatan.
BMKG kembali menjelaskan mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa.
Pada umum, BMKG menyebutkan kulminasi utama tahun 2023 di Indonesia terjadi terjadi antara 21 Februari 2023 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 5 April 2023 di Sabang, Aceh dan 8 September 2023 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2023 di Baa, Nusa Tenggara Timur.
Jadwal Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia
- Banda Aceh: 9 September 2023, pukul 12.36 WIB
- Medan: 14 September 2023, pukul 12.21 WIB.
- Padang, 25 September 2023, pukul 12.10 WIB
- Pekanbaru: 22 September 2023, pukul 12.07 WIB
- Bengkulu: 3 Oktober 2023, pukul 12.00 WIB
- Jambi: 27 September 2023, pukul 11.56 WIB
- Tanjung Pinang: 21 September 2023, pukul 11.55 WIB
- Palembang: 1 Oktober 2023, pukul 11.50 WIB
- Bandar Lampung: 7 Oktober 2023, pukul 11.46 WIB
- Pangkal Pinang: 29 September 2023, pukul 11.46 WIB
- Serang: 9 Oktober 2023, pukul 11.42 WIB
- Jakarta Pusat: 9 Oktober 2023, pukul 11.40 WIB
- Bandung: 11 Oktober 2023, pukul 11.36 WIB
- Semarang: 11 Oktober 2023, pukul 11.25 WIB
- Yogyakarta: 13 Oktober 2023, pukul 11.24 WIB
- Surabaya: 12 Oktober 2023, pukul 11.15 WIB
- Pontianak: 23 September 2023, pukul 11.35 WIB
- Palangka Raya: 29 September 2023, pukul 11.14 WIB
- Banjarmasin: 2 Oktober 2023, pukul 12.11 WITA
- Samarinda: 24 September 2023, pukul 12.03 WITA
- Tanjung Selor: 16 September 2023, pukul 12.05 WITA
- Denpasar: 16 Oktober 2023, pukul 12.04 WITA
- Mataram: 15 Oktober 2023, pukul 12.01 WITA
- Kupang: 20 Oktober 2023, pukul 11.30 WITA
- Mamuju: 30 September 2023, pukul 11.54 WITA
- Makassar: 6 Oktober 2023, pukul 11.50 WITA
- Palu: 25 September 2023, pukul 11.52 WITA
- Kendari: 3 Oktober 2023, pukul 11.39 WITA
- Gorontalo: 22 September 2023, pukul 11.40 WITA
- Manado: 19 September 2023, pukul 11.34 WITA
- Sofifi: 21 September 2023, pukul 12.23 WIT
- Ambon: 3 Oktober 2023, pukul 12.16 WIT
- Manokwari: 25 September 2023, pukul 11.55 WIT
- Jayapura: 30 September 2023, pukul 11.27 WIT.***