daulatrakyat.com – PPMN menyongsong era baru dengan kepemimpinan Direktur Eksekutif yang Baru.
Terobosan dan evolusi Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) merayakan babak baru dalam sejarahnya.
Mereka dengan bangga mengumumkan bahwa Fransisca Ria Susanti, yang akrab disapa Mbak Santi, telah resmi dilantik sebagai Direktur Eksekutif PPMN sejak 1 Agustus 2023.
Perjalanan Gemilang Mbak Santi
Bukan sekadar seorang penerus, Mbak Santi telah menjalani perjalanan menakjubkan sebagai seorang jurnalis selama lebih dari 20 tahun.
Jejak karirnya yang berkilauan merentang di berbagai media massa Indonesia. Dari awal 2016, Ia menjadi Pemred Jaring.id dan mengemban tanggung jawab sebagai Deputi Direktur PPMN.
Penulis Berpengaruh
Namun, kehebatan Mbak Santi tidak terbatas pada dunia jurnalistik.
Ia juga seorang penulis ulung, melahirkan beberapa karya yang mengulas isu-isu politik dan hak asasi manusia di Indonesia.
Buku-buku monumental seperti “Kembang-kembang Genjer” (2006), “Tentang Sedih di Victoria Park” (2011), “Berpolitik tanpa Partai” (2011), dan “Mimpi jadi Caleg” (2013) adalah bukti kemampuan tulisannya yang luar biasa.
Ucapan Terima Kasih pada Mbak Eni Mulia
PPNM juga mengucapkan rasa terima kasih yang tulus pada Eni Mulia, yang telah menyelesaikan perannya sebagai Direktur Eksekutif PPMN dan Jaring.id pada 31 Juli 2023.
Di bawah kepemimpinannya yang kuat, Mbak Eni berhasil meneguhkan posisi PPMN sebagai pusat pengembangan media dan jurnalisme di Indonesia serta Asia Tenggara.
Sejarah dan Prestasi PPMN
2021: Melangkah Bersama dalam Pemberdayaan dan Kepemimpinan Wanita
Pada tahun 2021, PPMN mencatat sejumlah prestasi penting.
Mereka membantu memperjuangkan UU ITE Indonesia dengan membangun model jurnalisme crowdsourced di semuabisakena.jaring.id.
Berisi cerita-cerita korban UU ITE yang dapat mengancam kebebasan pers dan berekspresi.
PPMN juga mengenalkan penelitian pertama mengenai pemimpin media perempuan di Indonesia.
Dalam semangat menguatkan posisi media yang mempromosikan gender, PPMN memberikan pelatihan manajemen dan kepemimpinan bagi jurnalis perempuan dan menjalin kemitraan dengan WAN IFRA untuk program Southeast Asia WIN (Women in News).
2020: Tantangan dalam Pandemi Dijawab dengan Kemitraan
Di tengah tahun-tahun awal pandemi, PPMN menunjukkan ketangguhan dengan menjalin kerjasama yang lebih erat.
Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Kedutaan Besar Belanda di Indonesia, membuahkan program penguatan suara perempuan dalam media.
Bergabung dengan konsorsium MEDIA yang didukung oleh Internews dan USAID, PPMN berperan aktif dalam memperkuat media demi mendukung kebebasan pers, transparansi, dan tata kelola yang baik.
Mereka juga menjalin kerjasama formal dengan GIJN, lembaga global yang mendukung jurnalisme investigatif, untuk mengelola kanal media sosial dan website GIJNIndonesia.
2018: Mendukung Pemilu yang Berkualitas
Pada tahun 2018, PPMN bekerjasama dengan Perludem untuk mendukung pemilu yang berintegritas dan berkeadilan di kawasan Asia-Pasifik.
Program ini menjadi landasan bagi langkah-langkah menuju pemilu yang lebih bermartabat dan adil.
2015: Jurnalisme Investigasi dan Mendorong Perubahan
PPMN mengukuhkan komitmennya dengan mendirikan JARING, Jaringan Indonesia untuk Jurnalisme Investigasi.
Melalui JARING, mereka mendorong jurnalisme investigasi yang berfokus pada kepentingan publik serta memperjuangkan tata kelola yang baik dalam pemerintahan.
PPMN juga meluncurkan Program Citradaya Nita, fellowship yang memfasilitasi jurnalis perempuan untuk mengasah kemampuan dan kepemimpinan dalam menciptakan perubahan di masyarakat.
2010-2014: PPMN sebagai Agen Perubahan di Kawasan
Pada tahun 2010 hingga 2014, PPMN semakin mengokohkan posisinya di kawasan dengan membentuk Asia Calling Network.
Kolaborasi antara PPMN dan mitra-mitra regionalnya menjadi wahana untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan dalam dunia jurnalistik dan bisnis media.
Sambil menjawab perkembangan teknologi dan media sosial, PPMN turut mengembangkan jurnalisme warga.
2007-2009: Membantu dan Menguatkan dalam Krisis
Selama periode ini, PPMN tidak hanya berfokus pada perkembangan media, tetapi juga memberikan bantuan darurat media di daerah-daerah yang terkena bencana.
Mereka juga mengembangkan radio komunitas untuk memperluas akses informasi di daerah-daerah terpencil.
Selain itu, PPMN memperluas program-program peningkatan kapasitas media dan produksi konten, termasuk mengelola program Asia Calling bersama KBR.
2006: Lahirnya PPMN sebagai Bukan Mimpi Belaka
Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) berdiri dengan bangga di Jakarta Pusat pada tahun 2006.
Dalam akta notaris yang dikeluarkan pada 18 Juli 2006, lima pendirinya – Santoso, Wandy Nicodemus Tuturoong, Heru Hendratmoko, Teddy Wibisana, dan Eni Mulia – menciptakan entitas yang akan tumbuh menjadi pemimpin dalam pengembangan media dan jurnalisme di Indonesia.***