daulatrakyat.com – Politisi senior PDIP Panda Nababan membongkar kisah konflik Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Mahfud MD.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pernah datang padanya sambil curhat hingga menangis.
“Terjadi gejolak dalam internal mereka [PKB] sepertinya ada usaha untuk menyingkirkan Gus Dur dan dianggap yang memotori adalah Muhaimin, dan kemudian Gus Dur bereaksi Muhaimin perlu disingkirkan,” ujar Panda Nababan dalam perbincangan di Total Politik.
“Dalam kondisi itu lah Muhaimin curhat ke saya sambil menangis, aku bilang lap air matamu aku bilang dalam poitik kau harus pandai main selancar, kedudukan di wakil ketua DPR juga cukup kuat,” imbuhnya.
Bukanya langsung percaya dengan curhatan Cak Imin, Panda sebaliknya malah bertanya langsung pada orang terdekat PKB kala itu yakni Mahfud MD.
Kepada Mahfud MD, Panda menceritakan bahwa Cak Imin datang padanya sambil menangis dan mengaku ditindas di PKB.
Mendengar penyataan Panda, Mahfud malah meminta politisi PDIP itu tak perlu mempercayai Cak Imin.
“Mahfud bilang ah enggak usah percaya sama dia [Muhaimin]. Dia enggak ada moralitas, Dia enggak hargai Gus Dur,” ujar Panda menirukan peryataan Mahfud MD.
“Di situ aku nilai dia [Muhaimin] tak ada hormatnya terhadap Gus Dur,” tandasnya.
Gus Dur menjadi salah satu sosok pendiri PKB, namun dirinya malah disebut-sebut disingkirkan oleh keponakannya sendiri, Cak Imin.
Menurut cerita mantan ajudan Gus Dur Priyo Sambadha, pada tahun 2005, Muktamar PKB di Semarang menentukan bahwa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi Ketua Umum PKB. Sementara Gus Dur duduk menjadi Ketua Dewan Syura.
Hingga kemudian menjelang tahun 2009, partai itu bergejolak menjadi dua kubu. Hal ini berawal dari Cak Imin yang dicopot jabatannya karena dianggap ‘bermain-main’ dengan ‘istana’ pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.
Tak terima, Cak imin dan pendukungnya memberi gugatan pada Gus Dur ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Cak Imin yang juga keponakan Gus Dur membuat muktamar luar biasa atau MLB tandingan dan mendaftarkan dia dan kubunya ke Kemenkumham sebagai pengurus resmi PKB.
“Dua atau tiga hari kemudian ternyata perlawanan dari mas Muahaimin dia melakukan juga muktamar luar biasa di hotel,” ujar Priyo dalam kanal YouTube Total Politik.
“Sehingga di situ [MLB tandingan] diputuskan ketua umumnya Muhaimin Iskandar, nama Gus Dur tidak ada,” tambahnya.
Pemerintah kala itu menurut Priyo memutuskan untuk mengakui PKB versi MLB Cak Imin.
“Beberapa saat kemudian hasil muktamar Ancol didaftarkan ke kemenkumham dan hebatnya, anehnya oleh Kemenkumham waktu itu usulan dari Muhaimin dan kawan-kawan disahkan, di mana ketua umumnya Muhaimin Iskandar,” imbuhnya.***