Pada suatu hari yang bersejarah, tepatnya pada tanggal 19 Oktober, komunitas Spiritual Sawo Kecik merasakan panggilan suci yang tidak bisa diabaikan.
Mereka, dengan penuh kesadaran dan tekad, merasa terpanggil untuk merespons panggilan leluhur.
Panggilan ini bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan sebuah tuntunan suci untuk memperbaiki kondisi Ibu Pertiwi, tanah yang mereka cintai.
Dalam semangat kebersamaan dan dedikasi, para anggota komunitas ini memutuskan untuk mengambil langkah besar: hadir di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan maksud suci mengawal pendaftaran pasangan Calon Presiden (Capres) yang mereka yakini membawa harapan, yaitu pasangan AMIN.
Keputusan Spiritual Sawo Kecik untuk merekonstruksi tuntunan leluhur tidak datang begitu saja.
Ini dipenuhi dengan keberanian dan kepercayaan mendalam terhadap nilai-nilai warisan nenek moyang.
Mereka memahami bahwa memperbaiki kondisi Ibu Pertiwi membutuhkan keberanian untuk melangkah keluar dari zona kenyamanan dan mengambil peran aktif dalam proses transformasi.
Dengan keyakinan yang kuat, para anggota komunitas ini membuktikan bahwa spiritualitas bukan sekadar retorika kosong, melainkan kekuatan yang mampu menginspirasi tindakan nyata. Dalam kesederhanaan mereka, mereka menemukan keberanian untuk bersuara dan bertindak demi masa depan yang lebih baik.
Dalam langkah mereka yang penuh kedamaian, Spiritual Sawo Kecik tidak hanya menyampaikan pesan keberanian, tetapi juga pesan kedamaian dan harapan.
Mereka membawa visi tentang masa depan yang harmonis, di mana masyarakat hidup berdampingan dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan.
Pesan ini bukanlah semacam ilusi, melainkan cita-cita yang tulus mereka anut. Dengan langkah-langkah kecil dan sabar yang mereka ambil, mereka mengajarkan kepada kita semua bahwa perdamaian bukanlah hasil dari ketidakhadiran konflik, melainkan produk dari kesadaran bersama akan pentingnya saling pengertian, empati, dan persatuan.
Ditulis oleh: Wawan Leak, Penasehat Komunitas Spiritual Sawo Kecik.