daulatrakyat.com – Firli Bahuri Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), oleh Polda Metro Jaya pada Selasa (23/11/2023).
Penetapan status tersangka Firli Bahuri didasarkan pada dugaan menerima hadiah atau gratifikasi dalam perkara korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) dalam kurun waktu 2020-2023.
Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri mengatakan, pihaknya menyita sejumlah barang bukti dalam perkara yang menjerat pimpinan lembaga anti rasuah tersebut, yakni dokumen penukaran valas dalam pecahan Dolar Singapura (SGD) dan pecahan dolar Amerika Serikat (USD).
“Dokumen penukaran valas dalam pecahan SGD dan USD dari beberapa outlet money changer dengan nilai total sebesar Rp7.468.711.500 sejak bulan Februari 2021 sampai dengan bulan September 2023,” kata Ade, saat konfrensi pers di Polda Metro Jaya, Rabu (22/11/2023).
Selain itu, penyidik juga menyita beberapa dokumen yang menguatkan adanya tindakan gratifikasi dalam perkara ini.
Tak hanya itu, penyidik juga menyita pakaian Firli Bahuri dan SYL yang sempat bertemu di Gelanggang Olah Raga (GOR) Tangki, Jalan Mangga Besar V, Taman Sari, Jakarta Barat (Jakbar).
“Dilakukan penyitaan terhadap pakaian, sepatu, maupun pin yang digunakan oleh saksi SYL saat pertemuan di GOR Tangki bersama saudara FB pada tanggal 2 Maret 2022,” ucap Ade.
Penyidik juga menyita hardisk eksternal atau SSD yang berisi ekstraksi data dari barang bukti elektronik.
“Kemudian yang kelima juga telah dilakukan penyitaan terhadap ikhtisar lengkap LHKPn atas nama FB pada periode waktu mulai tahun 2019 sampai tahun 2022,” katanya.
Selain itu, 21 unit ponsel dari saksi, 17 akun email, 4 unit flasdisk, 2 unit mobil serta 3 kartu uang elektronik juga telah disita penyidik.
“Kemudian satu buah kunci atau remote keyless bertuliskan land cruiser, kemudian satu buah dompet yang bertuliskan lady americana USA berwarna coklat yang berisikan holidaygetway voucher 100 ribu spiralcare traveloka,” beber Ade.
Pihaknya juga menyita anak kunci dengan gantungan berwarna kuning bertuliskan KPK
“Penyidik juga telah melakukan pemeriksaan digital forensik terhadap barang elektronik yang telah dilakukan penyitaan oleh penyidik,” katanya.
Awal Mula Kasus dan Duduk Perkaranya
Dalam perkara ini, dugaan pemerasan ke SYL yang diduga dilakukan Firli berawal dari aduan masyarakat ke Polda Metro Jaya pada 12 Agustus 2023.
Kasus pemerasan itu diduga berkaitan dengan kasus korupsi di Kementerian Pertanian yang sebelumnya menjerat SYL.
Kemudian pada 6 Oktober 2023, penyidik meningkatkannya ke penyidikan.
Dalam rangkain penyidikan Polda Metro Jaya setidaknya memeriksa sekitar 90 saksi, termasuk ahli.
Firli setidaknya diperiksa sebanyak dua kali, begitu juga dengan SYL.
Selain itu, penggeledahan juga sempat dilakukan di dua rumah yang ditinggali Firli, yakni Villa Galaxy, Jaka Setia, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, dan di rumah nomor 46 di Jalan Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Firli Bahuri terancam dijerat dengan Pasal 12 huruf e, Pasal 12 huruf B dan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Korupsi juncto Pasal 65 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Serta Pasal 36 dan Pasal 65 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.
Dengan ancaman penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun penjara, dan atau minimum hukuman 4 tahun penjara.***