daulatrakyat.com – Ganjar Pranowo, calon presiden (capres) Republik Indonesia menjawab celetukan Jokowi soal ‘Politik Drama Korea’.
Ganjar juga menyampaikan soal politik gagasan yang ia usung. Menurutnya, era politik yang merugikan perlu ditinggalkan.
Politik Gagasan versus Politik Perasaan
Menyikapi pernyataan Presiden RI, Joko Widodo, yang menekankan pentingnya mempromosikan demokrasi yang membangun, Ganjar Pranowo menyoroti perbedaan antara “politik gagasan” dan “politik perasaan.”
Ia menyatakan bahwa dia sepakat dengan pendekatan politik berbasis gagasan.
“Saya ngomong juga ada gagasan,” kata Ganjar di Jakarta dikutip Rabu (8/11/2023).
Menjaga Pertarungan yang Adil
Ganjar Pranowo menekankan pentingnya menjaga pertarungan politik yang adil dengan menghindari metode yang tidak pantas.
Dia percaya bahwa dengan menciptakan kondisi yang setara bagi semua pihak, gagasan-gagasan dapat lebih jujur dan efektif disampaikan.
“Ya gapapa, semua orang bisa berkomentar apapun dan tentu lebih suka dengan gagasan. Saya setuju dengan politik gagasan, maka demokrasi mesti kita kumpulkan dalam porsinya sehingga cara-cara yang kira-kira tidak pas ya jangan dipakai,” tuturnya.
“Sehingga semua punya situasi, semua punya sikap yang sama, punya lapangan yang fair sehingga gagasan-gagasan itu bisa disampaikan dan kita harus jujur,” imbuhnya.
Peringatan dari Jokowi
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyuarakan keprihatinannya terhadap politik yang lebih mirip “sinetron” daripada perdebatan gagasan. Dia menekankan bahwa pertarungan politik harus berfokus pada gagasan dan ide, bukan emosi. Jokowi juga mengingatkan pemenang dan pecundang untuk tetap merendahkan diri.
Semangat untuk Demokrasi yang Sehat
Dalam konteks ini, baik Ganjar Pranowo maupun Jokowi berbicara dalam semangat memelihara demokrasi yang sehat, di mana gagasan dan ide-ide yang konstruktif menjadi fokus utama, sambil menghindari dramatisasi yang merugikan.
Send a message