daulatrakyat.com – Almisbat (Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat) menyatakan bahwa makan siang gratis untuk anak sekolah tak bisa mencegah stunting.
Almisbat menilai Stunting adalah masalah yang muncul dari kondisi malnutrisi. Kondisi ini mengakibatnya pertumbuhan tinggi badan dan kemampuan kognitif anak berkurang.
Prevalensi stunting (persentase jumlah balita yang mengalami stunting dalam pertumbuhan fisiknya) di Indonesia cukup tinggi, pada tahun 2022 angka prevalensi stunting secara nasional mencapai 21.6%.
Kondisi ini menjadi ancaman bagi bagi bangsa Indonesia kedepannya. Untuk itu menurut hemat kami di Almisbat, masalah stunting harus diatasi dengan benar, bukan sekadar menjadi tema kampanye politik, apalagi untuk kepentingan bisnis
“Sulit kita bayangkan saat kita masuk Indonesia emas tahun 2045, bonus demografi yang kita alami, diisi oleh mereka dengan kemampuan kognitif yang rendah, karena tumbuh dari balita yang saat ini mengalami stunting,” kata Dewan Penasehat Nasional Almisbat, Teddy Wibisana.
Menurutnya, Stunting menyangkut bukan saja soal tinggi badan yang terhambat, juga kemampuan kognitif bayi tersebut.
Fakta dan informasi dari praktisi kesehatan yang Almisbat temui dalam rangka sosialisasi dan bantuan pengentasan stunting di 60 posyandu di Jabodetabek, serta banyaknya literatur yang kami baca, stunting hanya efektif diatasi jika anak berusia dibawah 2 tahun (1000 hari setelah terbentuknya janin).
“Masalah tinggi badan anak dapat diperbaiki dengan intervensi nutrisi, tapi kemampuan kognitifnya tidak. Mereka yang terkena stunting akan tertinggal IQ nya dengan anak-anak lainnya. Jadi bisa disimpulkan, stunting hanya bisa dicegah, sangat sulit untuk diobati saat anak sudah diatas 2 tahun,” jelasnya.
Dari pengalaman dan literatur tersebut, kata dia, Almisbat meyakini kalau program Makan Siang Gratis untuk Anak Sekolah dari Capres Prabowo-Gibran, yang diklaim dapat mengatasi stunting, itu tidak tepat.
Karena anak usia sekolah minimal diatas 5 tahun. Mungkin program itu bisa mengatasi kondisi malnutrisi tapi tidak untuk mengatasi stunting.
Bagi Almisbat lebih baik anggaran untuk makan siang gratis di sekolah yang diusung Prabowo yang besarnya Rp 400 triliun, di arahkan ke semua Posyandu.
Apalagi anggran nasional untuk PMT (Pemberian Makanan Tambahan) sekitar Rp 56 triliun saja. Dan dari temuan kami di lapangan anggaran PMT di Posyandu antara Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu per anak saja.
“Lebih baik menambah alokasi dana PMT di Posyandu. Dan biar anggaran itu dikelola oleh Posyandu setempat. Toh ada RT/RW dan Puskesmas yang mengontrolnya. Itu juga akan menaikan kegiatan ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Tentang Almisbat
Almisbat adalah organisasi relawan Jokowi pendukung Ganjar-Mahmud. Fokus mensosialisasikan Ganjar Mahmud melalui program penggentasan Stunting di Posyandu.
Sampai saat ini dalam program tersebut, sudah menjangkau 3400 KK (ibu dan balitanya) dan 320 kader yang ada di 61 Posyandu di Jabodetabek.***