daulatrakyat.com – Budayawan Butet Kartaredjasa diintimidasi geger. Ia pun akhirnya bicara soal itu.
Kabar soal Butet Kartaredjasa diintimidasi itu meluas bahkan menjadi bahan diskusi sejumlah tokoh.
Bute akhirnya curhat. Dia mengungkapkan perasaannya kehilangan kemerdekaan dalam menuangkan karyanya setelah mengalami intimidasi ketika mengadakan acara di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Butet menyampaikan hal ini saat berpartisipasi dalam acara mimbar bebas bertema “Gerakan Mahasiswa Selamatkan Demokrasi” di kampus Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (6/12/2023).
Dalam dialog dengan awak media di Untag Surabaya, Butet mengeluhkan pembatasan atas kebebasan berekspresi yang seharusnya dijamin oleh Undang-Undang Dasar (UUD).
Menurutnya, seni di ruang publik merupakan hak masyarakat secara luas, sebagaimana disebutkan dalam amanah kongres kebudayaan oleh Ditjen Kebudayaan.
Butet juga menyoroti permintaan dari aparat kepolisian untuk menghindari pembahasan politik selama berada di atas panggung.
Ia menganggap hal ini sebagai bentuk intimidasi tidak langsung yang menghambat kebebasan seni.
Meskipun Butet menyatakan hanya menyampaikan fakta dan tidak bersikeras menuduh polisi sebagai alat negara yang mengintervensi kehidupan publik.
Namun, ia mencatat bahwa surat perintah tersebut menyebutkan larangan berbicara politik, yang menurutnya merupakan tindakan intimidasi.
Butet percaya bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecerdasan untuk menilai sendiri arah terkait larangan berbicara politik.
Meski tidak merinci konteks secara jelas, ia meyakinkan bahwa masyarakat dapat memahaminya.
“Tapi jangan lupa, di dalam lampiran surat itu disebutkan, saya harus berkomitmen tidak berbicara politik. Apa itu kalau bukan dinamakan intimidasi,” tambah Butet.
Sebelumnya, Butet mengalami intimidasi saat menggelar pertunjukan teater ‘Musuh Bebuyutan’ pada 1 dan 2 November 2023.
Ia diminta menandatangani surat yang melarang pembahasan politik, kampanye, serta simbol pemilu selama pertunjukan.
Dalam 41 kali pertunjukan sebelumnya, Butet tidak pernah mengalami pembatasan serupa, dan hal ini memicu pertanyaannya terkait pelarangan berbicara politik.
Kapolres Metro Jakarta Pusat membantah adanya intimidasi atau intervensi terkait materi pertunjukan seniman tersebut di Taman Ismail Marzuki.***