AMIN muda agendakan nobar (nonton bareng) debat final capres 2024 di daerah Mojokerto kota tepatnya NR Coffee Mergelo, Meri, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur.
Acara nobar bersama tidak hanya nonton bersama terkait debat capres semata, akan tetapi di hadiri pula aktivis tahun 1980 yaitu Wawan Leak dengan moderator Kadang Heru Amin muda Mojokerto.
Diskusi ringan tapi berbobot tentang kondisi Indonesia saat ini sangat renyah di dengar segolongan anak muda yang hadir bahkan di hadiri para tokoh pergerakan rakyat yang disebut geriliyawan.
Semua yang hadir memiliki keresahan yang sama, memiliki harapan yang sama, memiliki cita-cita untuk mengawal pilpres tahun 2024 dengan kondisi adil. Hingga ada dari peserta yang hadir dalam acara debat capres membawa karung goni dengan beragam tulisan yang disebut sepanduk rakyat.
Kondisi hujan yang begitu lebat tidak menyurutkan semangat berbagai kalangan masyarakat tua hingga muda datang di tempat acara nobar bersama amin muda.
Agenda nobar yang di selingi dengan agenda diskusi bedah buku tentang “Kronik Penculikan Aktivisme dan Kekerasan Negara 1998” Karya Muhidin M. Dahlan sangat menarik, bagaimana tulisan didalamnya memaparkan rentetan peristiwa dimasa itu.
Di mana saksi hidup wawan leak sebagai narasumber menceritakan bagaimana perjuangannya tidak mudah. Dimana jutaan manusia memadati gedung DPR RI sebagai bentuk protes akan ketimpangan dan ketidakadilan di negara sendiri.
Bahkan di usianya tidak muda lagi tapi nilai semangatnya tidak bisa di pandang sebelah mata.
Menurutnya setelah agenda besar pilpres tanggal 14 Februari 2024 ini tidak mandeg hanya di ruangan ini atau berhenti setelah salah satu paslon (pasangan calon) dinyatakan menang, akan tetapi gerakan ini harus terus di akomodir untuk memberikan dampak yang lebih luas nantinya.
Apalagi berbicara anak muda dengan segala dinamika yang di alami ataupun dengan segala beban yang ia pikul nantinya sebagai sosok yang peduli akan negara tercinta ini maka kehidupan yang demokrasi tidaklah dikotomi oleh rezim yang mencoba mematikan kata demokrasi itu sendiri.
Setelah pertemuan nobar malam ini akan ada aksi panggung bebas yang akan di agendakan di Mojokerto. Dengan kebebasan itulah nantinya suara rakyat, keresahan rakyat bisa tersuarakan dan tidak bungkam oleh ketakutan-ketakutan.
Wawan leak berpendapat bahwasanya rakyat Indonesia ini memiliki sifat yang lama tertindas maka dengan ini harapannya follow up atas pertemuan malam ini tidak berhenti hanya disini, tetapi ada lanjutan dan lompat-lompatan yang akan kita gerakan bersama hingga kita bisa menggerakkan jiwa serta badan rakyat Indonesia sesuai dengan lagu Indonesia raya “Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya” Tidak hanya slogan semata akan tetapi benar-benar menjadi gerakan Rakyat yang benar-benar tulus untuk Indonesia.
Kita agendakan diskusi lanjutan dengan tema-tema yang variatif hingga dari pertemuan ini bisa berkembang menjadi besar seperti bola salju yang terus bergulir dari atas gunung hingga menjadi gumpalan bola salju yang begitu besar.
Amin muda Mojokerto menyambut pendapat itu dengan baik semoga gerakan Amin muda bisa berkolaborasi dengan semua kalangan demi terwujudnya Indonesia yang adil dan makmur.
PIM (Perkumpulan Indonesia Muda) pun hadir ikut memeriahkan acara nobar dan bedah buku yang di agendakan amin muda Mojokerto dengan support pemikiran bahkan materi untuk sekedar konsumsi bagi temen-temen yang hadir dalam nobar malam ini.
PIM (Perkumpulan Indonesia Muda) sangat support dalam acara malam hari ini, sehingga dari anak muda inilah nantinya Indonesia mampu menemukan arah serta menentukan sikap negara ini akan dibawa kemana nantinya.
Besar harapan nantinya anak muda yang hadir dalam acara nobar malam ini mampu memberikan sumbangsih bagi Negara Kesatuan Republika Indonesia yang kita cintai.***
Ditulis oleh: Ihya Ulumuddin