Menu

Mode Gelap

Hankam · 12 Feb 2024 16:11 WIB ·

Petani Milenial Nilai Keberpihakan Pemerintah Terhadap Pertanian Masih Minim


					Petani Milenial Nilai Keberpihakan Pemerintah Terhadap Pertanian Masih Minim Perbesar

daulatrakyat.com – Para petani milenial menilai keberpihakan pemerintah terhadap pertanian masih minim. Hal ini mengemuka saat para petani yang terwadahi dalam Himpunan Petani Peternak Milenial Indonesia (HPPMI) Kabupaten Bogor bersilaturahmi dan berdiskusi di Kantor Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Senin 12 Februari 2024.

Para petani milenial mengemukakan tentang keluh kesah yang dirasakan petani selama ini di Kabupaten Bogor. Antara lain makin terdesaknya lahan pertanian akibat maraknya pembangunan, minimnya dukungan anggaran dan bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah, hingga terjadinya beberapa konflik pertanahan antara petani penggarap dengan pihak swasta.

“Kami sangat menyayangkan anggaran ketahanan pangan yang selama ini diturunkan melalui Pemerintah Desa masih banyak salah sasaran. Anggarannya turun ke petani yang tidak jelas sehingga tidak ada hasilnya,” kata Ketua HPPMI Kabupaten Bogor, Yusuf Bachtiar.

Yusuf mengaku sangat prihatin lantaran keberpihakan pemerintah masih minim terhadap kemajuan pertanian.

“Kami para petani dan peternak ini butuh kehadiran pemerintah.Tidak sedikit petani yang usahanya terganggu dengan status kepemilikan lahan. Mereka berpuluh tahun menggarap lahan telantar tapi tiba-tiba diusir oleh perusahan swasta,” ungkap dia.

Melalui audiensi dan diskusi tersebut, Yusuf juga berharap HPPMI bisa menjadi mitra pemerintah melalui dinas terkait serta dilibatkan dalam melaksanakan beragam program pertanian dan peternakan.

Kabid Program dan Pelaporan Distanhorbun Kabupaten Bogor, Suhartono, yang hadir menerima kedatangan HPPMI, menegaskan bahwa Distanhorbun siap berkolaborasi dengan HPPMI maupun organisasi petani lainnya sesuai dengan tugas pokok fungsi (tupoksi).

Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan bahwa tupoksi Distanhorbun sesuai dengan peraturan perundangan lebih kepada urusan produksi komoditas pertanian.

Sedangkan mengenai urusan ketersediaan pangan, marketing atau perdagangan produk pertanian, lebih menjadi urusan Dinas Ketahanan Pangan.

“Misalnya soal pupuk bersubsidi untuk petani. Distanhorbun hanya memberikan data petani sebanyak-banyaknya, tapi yang menentukan Dinas Perdagangan. Kewenangan kami hanya sampai level produksi,” katanya.

Suhartono mengakui bahwa pihaknya belum bisa leluasa melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan petani karena masih terbentur minimnya anggaran.

“Porsi anggaran untuk dinas kami hanya 0,6% dari total APBD Kabupaten Bogor Rp10 Triliun. Kami berharap ke kepala daerah siapapun bisa lebih memperhatikan sektor pertanian,” ungkapnya.

Sebagai informasi, pada tahun 2023 lalu Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mencanangkan program untuk mencetak 5.000 petani milenial tahun 2023 dengan tagline ‘Tinggal di Desa, Rezeki Kota, Bisnis Mendunia’.

Serta lima program prioritas, yaitu penyiapan sumber daya manusia, penyiapan lahan, penyiapan offtaker, fasilitas permodalan, transfer teknologi dan inovasi.

Terkait hal itu, Pemkab Bogor sendiri diberi tugas melaksanakan dua program yaitu, program penyiapan sumber daya manusia dan program penyiapan lahan, dengan berbagai upaya.

Pada saat itu, Suhartono menyampaikan bahwa saat ini pihaknya baru membina 600 orang petani milenial yang bergerak di usaha agribisnis tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan dengan rincian, 176 orang bergerak di komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung, dan talas.

Sedangkan 140 orang bergerak di komoditas hortikultura seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Berikutnya, 34 orang bergerak di komoditas perkebunan seperti kopi.

Suhartono menambahkan lahan persawahan yang dimiliki Kabupaten Bogor seluas 36 ribu hektar lahan sawah. Sementara petani yang terdaftar di Kelompok Tani (Poktan) sebanyak 2.000 an. Untuk jumlah petani sendiri sebanyak 12.000.***

(Acep Mulyana)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

BRI Microfinance Outlook 2025: Dukung Inisiatif Pemberdayaan BRI, Chief Economist ADB Soroti Pentingnya Digitalisasi UMKM

4 February 2025 - 13:51 WIB

BRI Microfinance Outlook 2025: Peraih Nobel Ekonomi Paul Romer sebut UMKM Butuh Ekosistem Kuat, Sejalan Dengan Inisiatif BRI

4 February 2025 - 13:48 WIB

Dimanakita.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan ekosistem UMKM melalui berbagai inisiatif strategis. Peraih Nobel Ekonomi Paul Romer dalam gelaran BRI Microfinance Outlook 2025 yang berlangsung di Nusantara Hall ICE BSD (30/1) menyoroti tantangan yang dihadapi UMKM dalam meningkatkan skala dan integrasi dengan ekonomi yang lebih luas. Ia menekankan bahwa keberhasilan UMKM sangat dipengaruhi oleh bagaimana UMKM dapat tumbuh dalam ekosistem yang memungkinkan skala usaha meningkat dan integrasi dengan sektor ekonomi lainnya terjadi secara efektif. Menurut Romer, tantangan utama dalam kebijakan terkait UMKM adalah kecenderungan untuk terlalu berfokus pada bantuan keuangan tanpa mempertimbangkan skala usaha dan integrasi ekonomi. “Jika ingin serius membantu banyak usaha kecil berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang lebih besar di Indonesia, maka yang terbaik yang bisa dilakukan adalah menciptakan tempat-tempat di mana usaha kecil ini dapat berkembang dan berhasil,” ujarnya. BRI memiliki inisiatif strategis dalam membangun ekosistem ekonomi desa melalui program unggulan Desa BRILiaN. Program ini berfungsi sebagai inkubasi yang berfokus pada pengembangan desa melalui empat pilar utama: penguatan BUMDes, digitalisasi, inovasi, dan keberlanjutan. Hingga akhir tahun 2024, BRI telah membina 4.327 desa BRILiaN di seluruh Indonesia, meningkat signifikan dibandingkan 3.178 desa pada tahun sebelumnya. Desa BRILiaN merupakan wujud komitmen BRI sebagai agent of development yang terus mendukung upaya pemberdayaan desa di seluruh Indonesia. Program menjadi salah satu bagian dari integrasi aktivitas pemberdayaan seperti hyperlocal ecosystem yang akan membentuk suatu ekosistem konsolidasi mikro. Dalam program ini, dilakukan pula penguatan ekosistem ekonomi desa yang didukung dengan program penguatan kelompok-kelompok (Klaster) usaha mikro melalui Klasterkuhidupku. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas usaha mikro melalui pelatihan usaha serta pemberian bantuan sarana dan prasarana yang diberikan secara selektif. Dengan inisiatif ini, UMKM diharapkan dapat berkembang lebih cepat dan memiliki daya saing di tingkat lokal maupun nasional. Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa BRI fokus kepada bisnis UMKM dan konsisten menumbuhkembangkan dan memberdayakan UMKM. Komitmen tersebut kami wujudkan antara lain melaui penyaluran kredit kepada UMKM sebesar Rp 1.106 triliun atau 82 persen dari total Kredit BRI yang sebesar Rp. 1.353 Triliun per September 2024. Sunarso juga mengungkapkan bahwa integrasi pelayanan kepada Ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro BRI, telah memperluas layanan kepada UMKM secara keseluruhan, sehingga saat ini telah menyalurkan kredit kepada total 50 juta nasabah UMKM, termasuk di dalamnya 36 juta nasabah Ultra mikro. “Hasil riset BRI menunjukkan bahwa pemberdayaan UMKM tidak hanya melalui penyaluran kredit, tetapi membutuhkan pendampingan dan edukasi untuk menabung. Saat ini, BRI telah melayani lebih dari 180 juta rekening tabungan nasabah UMKM”, ungkapnya. Sunarso pun menjabarkan berbagai Program Pemberdayaan UMKM yang telah dilakukan oleh BRI yang diantaranya adalah sebagai berikut: AgenBRILink Inisiatif BRI untuk sharing economic, melibatkan warung kelontong yang menjalankan fungsi perbankan dengan digitalisasi bisnis proses. Saat ini jumlah AgenBRILink telah mencapai 1,06 juta agen, dengan volume transaksi mencapai Rp1.589 Triliun Desa BRILiaN Merupakan program pengembangan ekonomi desa sesuai potensi spesifiknya (desa wisata, desa kerajinan, desa pertanian, dll.), saat ini jumlah Desa Brilian yang diberdayakan BRI telah mencapai 4.327 Desa. PARI Integrated Commodity Platform yang memberikan kemudahan bagi pelaku ekosistem berdasarkan komoditas. Saat ini telah terdapat 85.298 user PARI. Klasterku Hidupku Program pemberdayaan berdasarkan kesamaan usaha dalam klaster/kelompok usaha. Saat ini jumlah klaster usaha yang diberdayakan BRI telah mencapai 33.804. LinkUMKM Merupakan Platform Online yang bertujuan membawa UMKM Indonesia naik kelas melalui rangkaian program pemberdayaan terpadu, dan saat ini telah digunakan 8,9 juta user LinkUMKM. Rumah BUMN Wadah bagi kolaborasi BUMN dalam membentuk Digital Economy Ecosystem melalui pembinaan UMKM. Saat ini BRI telah memiliki 54 rumah BUMN yang tersebar diseluruh Indonesia.***

Ijazah Ditahan, Masa Depan Dipertaruhkan, Cici Cempaka Soroti Masalah Pendidikan di Bogor

4 February 2025 - 13:40 WIB

Ijazah Ditahan, Masa Depan Dipertaruhkan, Cici Cempaka Soroti Masalah Pendidikan di Bogor

Satset! Walikota Bogor Dedie A Rachim Kunjungi Wamen LH Minta Dukungan Pengelolaan Sampah

14 January 2025 - 23:38 WIB

Walikota Bogor Dedie A Rachim Kunjungi Wamen LH Minta Dukungan Pengelolaan Sampah

Wamendagri Bima Arya Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di Bogor

6 January 2025 - 17:37 WIB

Wamendagri Bima Arya Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di Bogor

Drama Perampokan di Bogor, Penghuni Disekap Pajero Digondol

27 December 2024 - 16:14 WIB

Drama Perampokan di Bogor, Penghuni Disekap Pajero Digondol
Trending di Hankam