Sri Kristin: Suara Perempuan Akar Rumput dari Pangkalpinang yang Siap Menjembatani Aspirasi Masyarakat Terpencil

Sri Kristin: Suara Perempuan Akar Rumput dari Pangkalpinang yang Siap Menjembatani Aspirasi Masyarakat Terpencil

daulatrakyat.com – Sosok Sri Kristin, perempuan asal Pangkalpinang kelahiran 27 Februari 1971, kini menjadi perhatian karena kiprahnya sebagai figur perempuan yang vokal memperjuangkan aspirasi masyarakat pinggiran, terpencil, dan terisolir.

Dengan latar belakang sebagai ibu rumah tangga sekaligus pegiat sosial, Sri Kristin tak hanya berbicara tentang empati—ia menjadikannya pijakan dalam pengabdian nyata.

Read More

“Saya ingin masyarakat di wilayah tertinggal benar-benar merasakan kehadiran negara, bukan hanya menjadi bahan diskusi,” ujar Sri Kristin dalam keterangannya.

Baginya, pemerataan pembangunan bukan sekadar jargon, melainkan hak setiap warga negara. Kepeduliannya tumbuh dari interaksi langsung dengan masyarakat akar rumput, yang sering kali luput dari perhatian kebijakan publik.

Sri Kristin memulai karier profesionalnya dari berbagai sektor, termasuk di lembaga perbankan seperti Bank Danamon Indonesia (1992–1998) dan Bank Putra Sukapura (1998–1999), serta sempat bekerja di sektor otomotif dan kesehatan.

Riwayat pendidikannya dimulai dari SD Dharmayana Palembang hingga meraih gelar sarjana dari Universitas Persada Indonesia.

Namun, kiprahnya yang paling menonjol terlihat dari berbagai peran organisasional yang diembannya.

Ia pernah menjadi Ketua DPC IWAPI Kota Pangkalpinang, Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Bangka, serta menjabat sebagai Sekretaris DPD KPPI Provinsi Bangka Belitung.

Saat ini, ia aktif sebagai Ketua DPW Garnita Malahayati Provinsi Babel serta Wakil Ketua PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia) sejak Januari 2024.

Dengan latar belakang yang kuat di organisasi perempuan dan sosial kemasyarakatan, Sri Kristin berkomitmen menjadi jembatan antara masyarakat dan kebijakan. Ia percaya bahwa perubahan harus dimulai dari empati dan kehadiran nyata di tengah rakyat.

Di sela-sela kesibukannya, ia tetap menyempatkan diri menikmati hobi seperti musik, olahraga, wisata, dan kuliner. Moto hidupnya sederhana namun penuh makna: Setiap hari adalah kesempatan untuk selalu bersyukur.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *